Aplikasi Penggunaan Biochar sebagai Bahan Amelioran untuk Memperkaya Keanekaragaman Hayati dalam Tanah di Area Quarry PT. Indocement Tunggal Prakarsa Unit Palimanan Cirebon
Aplikasi Penggunaan Biochar sebagai Bahan Amelioran untuk Memperkaya Keanekaragaman Hayati dalam Tanah di Area Quarry PT. Indocement Tunggal Prakarsa Unit Palimanan Cirebon
oleh:
T D Pamuji, C T Hasibuan, T R Sinaga, R A Helmi, M Afiton
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Proposal
Penelitian Quarry Life Award
Abstrak
Area pertambangan merupakan area
yang telah mengalami kerusakan lingkungan. Suatu usaha untuk memperbaiki
kualitas lingkungan diperlukan untuk dapat lingkungan yang dapat menjadi daya
dukung bagi berbagai organisme yang ada. Bahan organik merupakan solusi nyata
daalm mengatasi masalah kerusakan sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi
tanah. Arang sebagai salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai
alternatif bahan organik bagi tanah. Tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi
adalah tanah yang memiliki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah yang
baik. Sifat fisik tanah berkaitan erat dengan agregat dan tekstur tanah. Sifat
kimia tanah berkaitan dengan kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa
(KB). Sementara sifat biologi tanah terkait erat dengan keberadaan dan
keberagaman fauna tanah baik yang berukuran mikro, meso, dan makro.
Keanekaragaman hayati dalam tanah akan membuat area tersebut menjadi area yang
memiliki biodiversitas tinggi.
Kata kunci: pertambangan,
bahan organik, arang, kesuburan tanah, fauna tanah, keanekaragaman hayati.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lingkungan
hidup yang memadai merupakan faktor utama yang dibutuhkan mahluk hidup untuk
dapat bertahan hidup. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kesesuain
lingkungan hidup dengan kemampuan hidup dari organisme yang menempati
lingkungan tersebut. Manusia sebagai organisme tertinggi di bumi ini tentu
berperan besar dalam keberlanjutan lingkungan hidup yang memadai. Kemajuan
peradaban manusia saat ini di segala bidang menyebabkan dibutuhkannya
sumberdaya alam yang cukup untuk dijadikan sebagai alat pemenuh kebutuhan hidup
manusia. Salah satu aktivitas pemenuh kebutuhan manusia yang nyata dan terus
terjadi sampai saat ini adalah kegiatan pertambangan. Ditengah maraknya
kegiatan pertambangan tentu menyebabkan terjadinya eksploitasi sumberdaya alam
secara kontinu. Jika hal ini dibiarkan terus menerus tentu akan berbahaya bagi
lingkungan hidup.
Salah satu dampak negatif dari aktivitas
pertambangan yang nyata terlihat adalah kerusakan lahan. Kerusakan ini
menyebabkan tanah menjadi tidak dapat lagi digunakan sebagai media tumbuh bagi
tanaman. Tanah merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan
tanaman. Jika tanah telah kehilangan kesuburan yang dimilikinya maka tanaman
akan sulit untuk dapat tumbuh. Kesuburan tanah erat kaitannya dengan sifat
fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Akibat dari kegiatan pertambangan
ini ketiga sifat utama yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah ini menjadi
rusak dan tidak dapat menjadi media tumbuh yang optimal bagi tanaman.
Untuk dapat mengembalikan kembali
kesuburan tanah tersebut perlu dilakukan suatu usaha konservasi tanah. Bahan
organik merupakan bahan yang dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan
sifat biologi tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari jazad atau organisme
yang telah mengalami dekomposisi. Salah satu keadaan yang menggambarkan
kandungan bahan organik adalah warna yang hitam. Arang sebagai suatu produk yang
dihasilkan dari bahan organik merupakan salah satu material yang dapat
digunakan sebagai alternatif bahan rekalmasi tambang. Jika di dalam tanah tanah
terdapat bahan organik tentu flora dan fauna tanah juga dapat berkembang dengan
baik selain memperbaiki ketiga sifat utama yang dimilki tanah. Keberadaan dan
keberagaman fauna tanah merupakan salah
satu tolak ukur dari keadaan lingkungan yang berkelanjutan.
Rumusan Masalah
Arang
sebagai produk hasil dari bahan organik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah area pertambangan serta
mendukung keberadaan dan keberagaman fauna tanah.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah dengan
menggunakan arang serta daya dukungnya terhadap keberadaan dan keberagaman
fauna tanah.
Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari
penelitian ini adalah metode reklamasi area pertambangan dengan menggunakan
arang untuk memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah serta
daya dukungnya terhadap keberadaan dan keberagaman fauna tanah.
Manfaat
1.
Mengatasi masalah kesuburan tanah di area pertambangan
2.
Memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi
tanah
3.
Memaksimalkan daya dukung lingkungan terhadap fauna tanah
TINJAUAN PUSTAKA
Reklamasi
Tambang
Reklamasi adalah kegiatan yang
bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat
kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
peruntukannya. Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatu kebutuhan
penting bagi setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumberdaya
alam. Oleh sebab itu, sumberdaya alam perlu dijaga dan dipertahankan untuk
kelangsungan hidup manusia kini, maupun untuk generasi yang akan datang (Arif,
2007).
Manusia
merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Dengan
semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat,
akibatnya terjadi peningkatan permintaan akan lahan seperti di sektor pertanian
dan pertambangan. Sejalan dengan hal tersebut dan dengan semakin hebatnya
kemampuan teknologi untuk memodifikasi alam, maka manusialah yang merupakan
faktor yang paling penting dan dominan dalam merestorasi ekosistem rusak.
Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga
menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang
selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Kegiatan seperti pembukaan hutan, penambangan, pembukaan lahan pertanian dan
pemukiman, bertanggung jawab terhadap kerusakan ekosistem yang terjadi. Akibat
yang ditimbulkan antara lain kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi
buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk density
(pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah, pencemaran oleh
logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi mikroba
tanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian
lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapat
ditempuh dengan cara merehabilitasi ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi
tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat
pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan kondisi semula
(Rahmawaty,2002).
Biochar / Charcoal
Biochar atau arang adalah pembenah
tanah alami berbahan baku hasil pembakaran tidak sempurna (pirolisis) dari
residu atau limbah pertanian yang sulit didekomposisi, seperti kayu-kayuan,
tempurung kelapa sawit, sekam padi, kulit buah kakao, dan lain-lain. Pembakaran
tidak sempurna atau pirolisis suhu sekitar 250* - 350 *C, selama 2 – 3,5 jam
sehingga diperoleh arang yang mengandung karbon tinggi dan dapat diaplikasikan
sebagai pembenah tanah.
Pemilihan bahan baku pembenah tanah
dari bahan yang sulit didekomposisi dimaksudkan agar dapat bertahan lama dalam
tanah. Di Indonesia potensi penggunaan biochar cukup besar mengingat bahan baku
seperti residu kayu, tempurung kelapa, dan sekam padi cukup tersedia pada
setiap proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3 – 28 % sekam.
Proses pembuatan biochar / arang
dimulai dengan memasukkan limbah pertanian (sekam padi, kulit buah kakao, dll)
kedalam pirolisator yang terlebih dahulu dipasang rongga di bagian tengah.
Kemudian kedalam rongga-rongga tersebut dimasukkan kayu bakar atau bahan
lainnya, lalu dibakar hingga membara. Rongga-rongga tersebut berfungsi agar
proses pembakaran dapat berlangsung merata. Suhu dikontrol melalui termometer
yang dipasang di bagian ujung dan tengah alat. Apabila suhu telah mencapai
lebih dari 200*C, pirolisator ditutup. Apabila asap mulai keluar melalui
cerobong, berarti pembakaran sudah berjalan dengan baik. Setelah 2 – 3,5 jam dan
sudah tidak banyak mengeluarkan asap lagi, arang dikeluarkan dan langsung
disemprot air agar tidak menjadi abu atau tidak terjadi pembakaran sempurna.
Selanjutnya arang dijemur, digiling, dan siap untul diaplikasikan ke lahan
pertanian.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan selama
kurun waktu tiga bulan. Lokasi yang dipilih adalah di lokasi quarry PT.
Indocement Cirebon sebagai area pertambangan yang akan diteliti. Analisis akan
dilakukan di laboratorium kimia dan kesuburan tanah di Departemen Ilmu Tanah
dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah arang dari batok kelapa, tanah di area pertambangan,
serta tanaman yang digunakan sebagai tolak ukur daya dukung tanah sebagai media
tumbuh. Alat yang digunakan adalah peralatan ujicoba yang terdapat di
laboratorium kimia dan kesuburan tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Institut Pertanian Bogor.
Metode pelaksanaan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunkan arang dari batok kelapa yang dihaluskan,
membaginya menurut perlakuan yang berbeda, lalu memberikan ke tanah yang akan
direklamasi. Untuk dapat melihat perbaikan dari sifat fisik, sifat kimia, dan
sifat biologi tanah tersebut digunakan tanaman sebagai tolak ukur nilai
kesuburan tanah. Dalam hal ini akan dilakukan penanaman tanaman di area
tersebut. Keberadaan dan keberagaman fauna tanah akan diamati dengan melihat langsung
dalam tanah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, I., 2007. Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian
Persoalan Lingkungan Dunia Pertambangan,
Universitas Sam Ratulangi, Manado
Rahmawaty, 2002. Restorasi Lahan Bekas
Tambang berdasarkan Kaidah Ekologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Komentar
Posting Komentar